Aku tahu
ketidaktabahan itu hanya akan mengundang persimpangan
Lalu biarkan aku terpinggir segala kegersangan
Cuma ku pinta, intipkan untukku secebis keterasingan
Agar aku dapat terima peritnya persuratan
Monday, January 21, 2008
Saturday, January 12, 2008
Aku ....
Aku redha
Aku pasrah
Aku tabah
Tak mungkin aku menyerah
Tak wujud bagiku kekata kalah
Tak ku hiraukan darah yang menitis di tanah ini
Tak ku hiraukan debu yang meliputi hati
Aku redha
Aku pasrah
Aku tabah
Walau dalam keperitan, aku dihukum
Walau dalam derita, aku dipaksa senyum
Aku pasrah
Aku tabah
Tak mungkin aku menyerah
Tak wujud bagiku kekata kalah
Tak ku hiraukan darah yang menitis di tanah ini
Tak ku hiraukan debu yang meliputi hati
Aku redha
Aku pasrah
Aku tabah
Walau dalam keperitan, aku dihukum
Walau dalam derita, aku dipaksa senyum
Monday, January 7, 2008
Ternyata
Siapa yang berani kata,
Hidup bak pelangi indah
Ditemani cahaya setia sinarnya mentari
Diwarnai mawar merah yang tak berduri.
Ternyata.
Hidup tak sepi dari dugaan
Perahu ini karam di lautan rintangan
Diari ini penuh ternokhtah cabaran
Dan aku selemah benang yang tak ditegakkan
sekuat ketulan air batu yang terserlah rentan
setegar lalang yang ditiup bayu
sekebal kaca yang tak kalis peluru
aku lemas dibaham ganasnya gelora
aku tewas dihanyutkan kekejaman masa
aku tercungap-cungap, kehilangan asa,
terkapai-kapai mencari secebis makna.
Hidup bak pelangi indah
Ditemani cahaya setia sinarnya mentari
Diwarnai mawar merah yang tak berduri.
Ternyata.
Hidup tak sepi dari dugaan
Perahu ini karam di lautan rintangan
Diari ini penuh ternokhtah cabaran
Dan aku selemah benang yang tak ditegakkan
sekuat ketulan air batu yang terserlah rentan
setegar lalang yang ditiup bayu
sekebal kaca yang tak kalis peluru
aku lemas dibaham ganasnya gelora
aku tewas dihanyutkan kekejaman masa
aku tercungap-cungap, kehilangan asa,
terkapai-kapai mencari secebis makna.
Jasad tergantung tanpa nyawa
Terpaku aku
Di pintu syahdu
Termenung.
Mengimbas kembali
Kekhilafan yang ada pada diri ini.
Ada apa dengan nama?
Yang dikatakan insan, manusia
tersangat lemah, tersungkur dihadapan dunia
Terasa denyutan di pergelangan
Kelihatan titisan darah delima
Yang setia menemani dalam duka
Kekesalan pula yang mengetuk pintu kalbu
Oh Tuhanku,
Apa yang telah hambamu ini lakukan!
Menyeksa tubuh yang tak dinodai dosa
Oh Tuhanku,
aku tak bisa berpaling kerna
sesungguhnya diriku ini
bagaikan
jasad yang tergantung tanpa nyawa
Di pintu syahdu
Termenung.
Mengimbas kembali
Kekhilafan yang ada pada diri ini.
Ada apa dengan nama?
Yang dikatakan insan, manusia
tersangat lemah, tersungkur dihadapan dunia
Terasa denyutan di pergelangan
Kelihatan titisan darah delima
Yang setia menemani dalam duka
Kekesalan pula yang mengetuk pintu kalbu
Oh Tuhanku,
Apa yang telah hambamu ini lakukan!
Menyeksa tubuh yang tak dinodai dosa
Oh Tuhanku,
aku tak bisa berpaling kerna
sesungguhnya diriku ini
bagaikan
jasad yang tergantung tanpa nyawa
Friday, January 4, 2008
aku tegar
aku tegar.
aku tegar!
walau tak sudi kau membelai hati ini lagi
walau tak setia kau temani aku di sisi sepi
aku tetap tegar dan kuat berdiri
kerna aku tahu
bintang kerdip akan setia menyuluh cahaya
dan ombak memutih tetap setia mendakap pantai jua.
aku tegar!
walau tak sudi kau membelai hati ini lagi
walau tak setia kau temani aku di sisi sepi
aku tetap tegar dan kuat berdiri
kerna aku tahu
bintang kerdip akan setia menyuluh cahaya
dan ombak memutih tetap setia mendakap pantai jua.
Subscribe to:
Posts (Atom)